Tampilkan postingan dengan label kurikulum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kurikulum. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Juli 2011

Norma, Standar, Prosedur, Dan Kriteria Di Bidang Pendidikan

Jenis satuan pendidikan semakin bertambah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Semakin tinggi aktivitas masyarakat perlu diantisipasi bagaimana masalah mendidik anak tidak terlantar dan terabaikan. Sekarang telah banyak tumbuh tempat kelompok bermain atau play group, sebagai wahana tempat mengasuh anak. Jenis bisa kelompok bermaian (KB), tempat penitipan anak (TPA) dan taman kanak-kanak (TK).
Norma-standar-prosedur dan kriteria bidang pendidikan

Namun yang penting adalah semua usaha itu harus memenuhi norma, standar dan kriterianya, dan syarat pendirian kelompok bermaian (KB), tempat penitipan anak (TPA) dan taman kanak-kanak (TK), jika ingin mengetahui lebih detail tentang Kelompok Bermain ini, silahkan klik di sini.
Kemudian untuk norma, standar dan kriterianya adalah:
1.Permendiknas no 20 tahun 2010, dapat didownload di sini.
2.Lampiran penjelasan Permendiknas no 20 tahun 2010, dapat didownload di sini.

Pengertian Kelompok bermain merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia 2-6 tahun. Pendidikan ini untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, agar kelak lebih siap memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pengertian Taman Penitipan Anak (TPA)
Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuh dan kesejahteraan sosial tehadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.

Pengertian Taman Kanak-Kanak (TK) termasuk dalam jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yakni usia 6 tahun atau di bawahnya yang dikemas dalam bentuk pendidikan formal. Program pembelajaran TK lebih ditekankan kepada pemberian rangsangan pendidikan guna membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.


Rabu, 13 Juli 2011

SISTEM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SERTA PERBANDINGAN PELAJARAN IPS DI NEW SOUTH WALES AUSTRALIA

A. Pengantar
Penyelenggaraan pendidikan di Australia ditangani oleh pemerintah negara bagian masingmasing atau setingkat dengan propinsi. Tingkatan pendidikan dan kurikulum dan praktik-praktik pendidikan di sekolah selalu berbeda-beda tergantung pada negara bagian yang bersangkutan. Demikian juga institusi pendidikan yang tidak dibawahi oleh Departemen Pendidikan Pemerintah cenderung berbeda dengan sekolah-sekolah negeri milik negara. Sekolah-sekolah negeri milik setingkat dengan SD disebut Public School dan sekolah menengah disebut High School. Sekolahsekolah diluar institusi pemerintah disebut Private School atau independent school.

Tingkatan pendidikan di New South Wales dapat dirinci sebagai berikut: Child Care
(Penitipan Anak); Pre School (Pra Sekolah); Primary School (Kindergarten - Year 6); High School
(Year 7 -12); Vocational Education (Pendidikan Pelatihan); Higher / Tertiary Education
(Perguruan Tinggi).
Setiap anak berusia sekolah (4 - 16 tahun) di NSW diwajibkan belajar di bangku sekolah.
Ketentuan ini diatur dalam undang-undang negara bagian New South Wales (Education
Amendment (School Leaving Age) Regulation 2009).1 Pada dasarnya pendidikan di NSW adalah
mandatory atau wajib. Setiap keluarga yang memiliki anak di usia sekolah mendapatkan subsidi
dari pemerintah Commonwealth dengan persyaratan orang tuanya hanya berpenghasilan rendah.
Dana insentif ini untuk mendorong setiap anak dari keluarga untuk mengenyam pendidikan yang
mapan.
Jika seorang anak dalam keluarga dilaporkan oleh guru atau kepala sekolah telah berkalikali bolos sekolah tanpa alasan yang jelas, maka pemerintah negara bagian berhak untuk menyelidiki keberadaan anak tersebut dan melakukan monitoring. Pemerintah memiliki hak untuk mengambil anak itu kemudian memindahkannya kepada keluarga foster yang dianggap mampu memelihara sang anak demi masa depan yang lebih baik.
Hak-hak anak dan kesejahteraan mereka diatur ketat dalam Child Protection Act atau Young Person Act (Undang-Undang Perlindungan Anak).2 Selain itu sekolah harus mampu mengakomodasi hak seorang anak penyandang cacat atau disfable karena Negara telah menetapkan Anti Discrimination Act (Undang-Undang Anti Diskriminasi)3 dan Disability Service Act 1993 (Undang-Undang Pelayanan Bagi Orang-orang Disfable). Jadi tugas guru di sekolah tidak hanya mengajar, tetapi mengawasi kesejahteraan anak, menjamin keselamatan dan menjadi pelapor atas tindakan kekerasan terhadap anak.
Tuntutan pemerintah atas jabatan guru di NSW cukup tinggi. Mereka diwajibkan dapat berbahasa Ingeris dengan fasih melalui lisan dan tulisan. Kualifikasi dari perguruan tinggi saja tidak cukup, mereka harus memiliki ijin mengajar yang diuji oleh Institute of Teachers. Disamping itu NSW juga menerima guru-guru terlatih dari berbagai penjuru dunia asalkan memenuhi criteria dengan lulus ujian seleksi bahasa Inggeri bagi profesi guru. Standar-standar profesionalisme guru akan dibahas di bagian akhir dari artikel ini.
Kurikulum yang diterapkan di NSW disusun oleh Board of Studies NSW (BOS NSW).4 Anggota-anggota Board of Studies adalah para akademisi atau guru-guru besar di universitas atau para praktisis pendidikan yang telah mengabdi di sekolah-sekolah selama bertahun-tahun di NSW. Bahan-bahan yang dirumuskan oleh Board of Studies merupakan kerangka pondasi untuk menjadi acuan dalam mengajar di kelas. Sang guru masih harus menafsirkan dan merencanakan dan menyediakan seluruh bahan pelajaran berdasarkan rumusan yang tercantumkan melalui pembelajaran yang mengarah pada outcome mata pelajaran.
B. Primary Education (Pendidikan Dasar)
Setiap anak dari usia 4 sampai 16 tahun diwajibkan masuk sekolah dari pukul 8 pagi sampai jam 3 sore, dua belas tahun mereka mengenyam pendidikan, baik di lingkungan pendidikan umum (public atau sekolah pemerintah) maupun sekolah swasta atau independent school (sekolah yang berhaluan pendidikan agama seperti Katolik, Protestan, Anglican, Kristen, Islam, Yahudi atau Anthroposophy5).
Dari Kindergarten sampai kelas 6 pun dibagi-bagi lagi dengan stage (atau tahapan). Anak-anak di Kindergarten digolongkan dalam Early Stage 1, Kelas 1 dan 2 masuk pada Stage 1, kelas 3 dan 4 dalam Stage 2 dan Kelas 5 dan 6 di Stage 3.6 Tujuan pembagian dua kelas dalam satu stage ini dimaksudkan untuk mendalami setiap Key Learning Area atau KLA (kunci area pembelajaran --dalam istilah di Indonesia kita sebut mata pelajaran. Adapun KLA yang diajarkan antara lain English; Mathematics; Science and Technology; Human Society and Its Environment (HSIE); Personal Development, Health and Physical Education; dan Creative Arts.7
Keenam KLAs tersebut adalah mata pelajaran utama di sekolah-sekolah negeri, tapi di sekolahsekolah elit swasta, sering anak-anak di sekolah dasar mulai belajar bahasa asing seperti Bahasa Indonesia, Perancis, Italia ataupun bahasa Mandarin yang makin populer. Dua mata pelajaran terpenting di bangku sekolah dasar adalah English dan Mathematics. Keduanya memiliki jam pelajaran yang lebih banyak dalam kelas dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hanya anak-anak di kelas 3 dan 5 setiap tahunnya diuji dalam Ujian Nasional yang disebut National Assessment Program for Literacy and Numeracy (NAPLAN). Hasil ujian nasional ini akan diterbitkan oleh pemerintah federal Australia sebagai bentuk transparansi keberhasilan dan kelemahan di tiap-tiap sekolah di Australia.8
Keenam mata pelajaran ini adalah lazim diterapkan hanya di NSW, sementara di negara-negara bagian lain, KLAs tersebut disebut dengan istilah yang lain atau menggunakan kurikulum yang cenderung berbeda tapi muatannya sama. Di awal tahun 2007 ketika Australian Labour Party (ALP atau Partai Buruh Australia) berhasil menggantikan pemerintah pusat dari tangan Liberal Party, Menteri Pendidikan dan Pemberdayaan Pekerja, Hons. Julia Gillard9 mulai memperkenalkan kurikulum nasional, tapi rencana ini banyak memiliki kendala dan pelaksanaannya belum maksimal. Tetapi setidaknya berhasil menerapkan ujian NAPLAN yang memicu keseragaman pelajaran English dan Mathematics. Pada saat ini pemerintah pusat atau Federal sedang mengupayakan kurikulum nasional untuk diterapkan di seluruh sekolah di Australia.10
C. HSIE di Sekolah Dasar
Human Society and Its Environments adalah nama lain dari Mata pelajaran IPS yang diajarkan di Primary Schools di NSW. Syllabus HSIE yang berlaku sekarang ini merupakan pengganti kurikulum sebelumnya, Investigating Social Studies (K-6) Curriculum Policy Statement (1982) dan kurikulum General Religious and Moral Education Curriculum for Primary School (1964).11 Pelajaran HSIE adalah mata pelajaran yang mampu mengarahkan murid untuk mengembangkan pengetahun, pemahaman, keahlian, ketrampilan, nilai-nilan dan perilaku tentang manusia dan lingkungan social maupun lingkungan fisik.
Pada tingkatan pendidikan dasar, syllabus selalu terbagi dari 4 strands: (a) change and continuity (Perubahan dan kesinambungan), (b) Culture (budaya), (c) Enviroment (lingkungan) dan (d) Social System and Structure (stuktur dan sistem sosial). Melalui pembelajaran syllabus ini anak didik akan mendapatkan pengetahun dan pemahaman tentang sejarah dan geografi Australia, orang-orang yang hidup di dalammya, kebudayaannya, ekonomi dan kehidupan politik. Disamping itu siswa juga belajar tentang pengaruh Australia dan Eropa di dunia, kehidupan suku aborigin dan sejarah modern Australia, pengaruh Negara di kawasan Asia Pasifik dan dunia serta budayabudaya lain dari seluruh penjuru dunia.
Pengembangan nilai-nilai dan tingkah laku menjadi point penting pembelajaran dan pengajaran
HSIE karena hal ini berkaitan dengan keadilan social, pemahaman antar budaya, keseimbangan
ekosistem, proses demokrasi, kepercayaan agama dan moral. Pendidikan moral dan pendidikan
agama dibentuk melalui penafsiran-penafsiran nilai-nilai tingkah laku pendidikan keagamaan
secara general atau biasa dikenal the ethic education. Syllabus HSIE juga membuat siswa mengerti
peran-peran agama dan spiritualitas dalam kelompok masyarakat dan pada kehidupan para
individu.
Kandungan dari syllabus ini inklusif pada semua siswa di bangku SD, disusun utuk segala jenis jender, suku, berbeda kewarganegaran, multi budaya dan lingkungan kerja maupun berbeda pandangan secara global. Yang lebih unik lagi HSIE menekankan unsur study of Asia12 dan mengenalkan siswa untuk mendukung rekonsiliasi antara orang- orang aborigin dengan orangorang non aborigin di Australia.13
Rasional dari pemilihan topic-topik yang diajarkan dalam pelajaran HSIE di SD ini didasarkan bahwa masa depan keberadaan masyarakat dan lingkungannya tergantung pada kualitas interaksi antar manusia dengan kebudayaan dan lingkungan mereka baik fisik maupun sosial. Diharapkan dari pelajaran HSIE siswa mendapatkan pemahaman-pemahaman tentang perubahan dan kesinambungan, budaya, lingkungan dan struktur dan sistem sosial yang bersentuhan dalam kehidupan keseharian mereka. Pengetahuan dasar-dasar ini memberikan pondasi untuk belajar tentang sejarah Australia dan dunia, geografi dan hukum, antropologi dan studi lingkungan, ekonomi, dan pendidikan kewarganegaraan. Focus dalam syllabus HSIE di SD pada peristiwaperistiwa dan tokoh-tokoh sejarah Australia hanya mencakup pada jaman Federasi tahun 1901. Sementara pembelajaran tentang peristiwa dan dampak-dampaknya sampai masa kini akan diajarkan di pendidikan menengah (Kelas 7 - 10).14
D. HSIE di High School
Pendidikan High School di NSW dimulai dengan kelas 7 atau di Indonesia setingkat dengan tahun pertama di bangku SMP dan High school terdiri dari dua bagian School Certificate (Kelas 710) dan High School Certificate (Kelas 11-12). Pelajaran yang diajarkan di School Certificate adalah English, Mathematics, Human Society and Its Environments, Languages, PDHPE dan Technological and Applied Studies.
Sedangkan HSIE sendiri dibagi lagi menjadi beberapa bidang studi: (a) Aboriginal Studies (b) Commerce, (c) Geography, (d) History dan (e) Work education.15 Syllabus-syllabus bidang studi di atas sekarang diterapkan sejak tahun 2004. Semua sekolah menengah di NSW harus memenuhi ketentuan yang digariskan dalam syllabus tersebut.
D.1. Aboriginal Studies
Australia memiliki 2 suku bangsa asli - orang-orang aborigin dan penduduk Selat Torres (Torres Strait Islanders). Menurut sensus 2001 jumlah mereka mencapai 410 003.16 Secara etnik dan budaya suku aborigin dan orang-orang dari Selat Torres memiliki ciri berbeda. Suku-suku abogirin telah terusir dari tanah-tanah mereka sedikit demi sedikit. Sementara suku Selat Torres tergabung dengan Negara bagian Queensland sejak tahun 1879. Hingga kini penduduk Selat Torres masih hidup seperti orang-orang aborigin, hak-hak mereka dibatasi oleh peraturan pemerintah dan hak-hal negaranya sering tidak diakui.
Dalam penyampaian materi syllabus ini, guru-guru dan siswa dianjurkan menghormati dan
mengetahi suku pribumi ini yang mungkin tinggal di sekitar sekolah mereka dan secara mendalam
membahas keunikan kedua suku asli di benua ini. Menurut Sejarah mereka telah menduduki
sebagian besar tanah Australia selama berjuta-juta tahun. Kegiatan pembelajaran dianjurkan untuk
mengundang dan melibatkan komunitas lokal masyarakat aborigin yang berasal dari tempat sekitar
sekolah.
Board of Studies juga menerbitkan panduan “Working with Aboriginal Communities (2001)” yang memberikan haluan bagaimana seorang guru dapat mengimplementasikan pelajaran aboriginal study sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan orang-orang aborigin.17 Buku panduan ini merupakan hasil konsultasi dengan komunitas suku aborigin, konsultan ahli, aboriginal workers dan para guru-guru HSIE.
Meskipun suku aborigin memiliki sejarah yang hitam pada masa kolonisasi dan banyak peninggalan yang tidak terungkap sampai sekarang, tetapi dasar pemikiran pentingnya materi aboriginal study adalah memperdayakan suku budaya aborigin melalu eksplorasi dan melestarikan warisan budaya dan warisan sosial yang masih langgeng sampai sekarang. Sehingga siswa dapat mengembangkan sikap kebangsaan atas identitas orang-orang aborigin dan pengalaman masa lalu sku asli ini dan akhirnya mempromosikan pluralisme dan inklusivisme di masyarakat NSW.
D.2. Commerce
Bidang studi commerce memberikan anak didik akan pengetahuan, keahlian, pemahaman dan nilai-nilai yang membangun dasar-dasar pada kaum muda untuk mampu membuat keputusan atas consumer, keuangan, bisnis, isu-isu hukum dan masalah ketenagakerjaan. Melalui pembelajaran bidang studi ini siswa diharapkan mampu berpartisipasi dalam sistem keuangan dengan mengetahui peraturan-peraturan yang terlibat didalammya.
Inti dari bidang studi ini adalah pemahaan hubungan antara consumer, bisnis dan pemerintah
dalam bidang ekonomi. Siswa diharapkan mampu mengembangkan strategi pemecahan masalah
yang menjadi bagian dari keahlian menganalisa dan mengevaluasi masalah. Selain itu bidang studi
ini mengajarkan proses berfikir kritis, belajar merefleksi dan peluang bisnis di pasar atau
masyarakat.
D.3. Geografi
Geografi merupakan disiplin ilmu yang mencakup dua kunci dimensi (a) dimensi ruang dimana
sesuatu berada dan mengapa mereka eksis (b) dimensi ekologi / lingkungan hidup yang menerangkan bagaimana manusia berinteraksi dengan alam.18 Bidang studi ini membangun pengetahuan dan pengalaman siswa untuk menjelaskan pola, mengevaluasi sebab akibat dan mengajarkan mereka untuk memberikan kontribusi pada manajemen lingkungan fisik, sosial, budaya atau lingkungan buatan manusia.
Geografi mengembangkan berbagai ragam keahlian seperti menghimpun data, mengatur dan mengevaluasi informasi geography dari berbagai sumber termasuk praktik-praktik studi lapangan. Dimensi ruang membuat siswa mengidentifikasi dan menganalisa factor-faktor fisik, sosial, ekonomi, politik, hukum dan teknologi yang mempengaruhi dimana sesuatu itu eksis. Sementara dimensi ekologi menuntut siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisa cara-cara manusia bergaul dengan lingkungan dan membangun keahlian pemecahan masalah karena budaya adalah kunci dominan manusia hidup di segala penjuru dunia. Melalui geografi siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman budaya yang berbeda dan memiliki perspektif untuk dapat mempertajam pemahaman global mereka.
D. 4. Sejarah
Sejarah adalah sebuah disiplin ilmu yang menggali masa lalu sehingga siswa dapat menempatkan diri mereka dlam kesinambungan yang luas atas pengalaman perjalanan manusia.19 Sejarah membuat siswa menghargai dan menikmati petualangan manusia dan kesuksesan ras manusia yang diraih di masa lalu. Disamping itu bidang studi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengekplorasi tindakan-tindakan manusia dalam konteks sejarah dan mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka atas motivasi, penyebab, dampak dan berempati terhadap suatu peristiwa.
Belajar sejarah juga memacu siswa untuk menguasai teknologi informasi karena mereka dituntut dapat melakukan riset. Melalui riset mereka bisa mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan lewat internet dan berbagai sumber yang tersedia. Yang lebih penting lagi belajar sejarah membuat siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman atas pengalaman sejarah dari suatu kelompok budaya dan masyarakat yang berbeda dan mereka mempelajari bagaimana kelompok-kelompok lain memperjuangkan hak-hak mereka. Sejarah juga mampu mendorong siswa untuk menganalisa secara kritis tentang struktur dan proses pemerintahnan serta dampaknya pada orang-orang dari konteks sejarah yang berbeda. Bidang studi sejarah dibagi dua, mandatory (wajib) dan elektif (pilihan.) sedangkan work education tergolong sebagi bidang studi elektif. Tidak semua siswa memilih untuk mempelajari work education, karena melibatkan work experience atau magang di tempat-tempat kerja.
E. Penyampaian Pelajaran HSIE di kelas
Meskipun syllabus telah dirancang dan disusun oleh para ahli dari Board of Studies, tetapi setiap guru dituntut mampu merencanakan dan mengimplementasikan pengajaran yang baik dan efisien di depan kelas. Rumusan-rumusan pelajaran HSIE yang dijelaskan di atas hanya mencakup pada rasional tujuan pelajaran diajarkan kepada siswa. Disamping guru harus memiliki ilmu dan strategi dalam class management dengan teknik-teknik yang benar.
Pengajaran efektif mutlak didasari perencanaan yang cermat. Setiap satuan pelajaran atau seluruh mata pelajaran harus diartikulaiskan tujuan pelajaran atau lesson outcome dengan mencakup hal sebagai berikut: (1) outcome (hasil) yang diinginkan. (2) apa yang akan dipelajari oleh anak didik? (konsep, ketrampilan, fakta ataukah nilai-nilai?) (3) teknik yang akan digunakan atau strategi yang akan diangkat dalam menyajikan materi, dan (4) bagaimana menentukan pengujian atau assessment atas apa yang diajarkan kepada anak didik dan evaluasi bagi sang guru apakah rancangan itu sesuai dengan apa yang diharapkan20.
Pengajaran pelajaran HSIE mencakup hal-hal yang tercantum dari syllabus dan ketentuanketentuan fundamental dalam pembelajaran, seperti halnya lesson outcome (tujuan pengajaran), indikasi, pembagian alokasi waktu, aktivitas yang detail dan kulminasi, niscaya pelajaran akan berjalan lebih lancar dan terarah. Meski kita tidak pernah bisa meramalkan apa saja yang terjadi di hadapan kita, paling tidak kita harus mempersiapkan dari sebagai pendidik dan pengajar.
Untuk itu NSW Institute of Teachers mengusun 7 Professional Teaching Standards bagi para guru-guru baik itu para lulusan baru maupun guru-guru yang telah meniti karir di pendidikan. Ketujuh standard tersebut antara lain:
Element 1 - Teachers know their subject content and how to teach that content to their students.
(Guru mengetahui isi materi pelajarannya dan bagaimana mengajarkan isi materi
tersebut kepada siswa)
Element 2 - Teachers know their students and how they learn. (Guru mengetahui siswa-siswanya
dan bagaimana mereka belajar)
Element 3 - Teachers plan, assess and report for effective learning. (Guru merencanakan, menguji
dan melaporkan tentang pembelajaran efektif.)
Element 4 - Teachers communicate effectively with their students. (Guru berkomunikasi secara
efektif kepada murid-muridnya).
Element 5 - Teachers create and maintain safe and challenging learning environment through the
use of classroom management skills. (Guru menciptakan tantangan di lingkungan belajar sekaligus menjaga keselamatan murid-muridnya melalui keahlian dalam pengaturan kelas.)
Element 6 - Teachers continually improve their professional knowledge and practice. (Guru
mempertajam pengetahuan dan praktik-praktik profesionalisme mereka secara terus
menerus.)
Element 7 - Teachers are actively engaged members of their professional and wider community.21
(Guru secara aktif terlibat sebagai anggota dari profesi mereka dan komunitas secara
luas.)
F. Kesimpulan
Sistem pendidikan di Australia sebenarnya hampir sama dengan sistem di Indonesia. Dari
tingkat pendidikan sekolah dasar sampai menengah, penerapan sistem kelas di kedua negara juga
hampir sama. Mata pelajaran yang diajarkannya pun hampir berjumlah sama. Namun Undang-
undang perlindungan terhadap anak tidak diatur di Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan
tersentralisasi di tanah air, sementara di Australia pendidikan ditangani oleh pemerintah negara-
negara bagian.
Pelajaran IPS atau HSIE di sekolah dasar meliputi empat hal change and continuity, Culture, Enviroment, dan Social System and Structure. Sedangkan di pendidikan menengah pelajaran HSIE diperluas menjadi Aboriginal Studies, Commerce, Geografi, Sejarah dan Work Education. Muatanmuatan lokal sangat kental dalam materi penyapaian mata pelajaran ini karena kurikulum yang disusun mendorong keterlibatan komunitas lokal di dekat sekolah, studi lapangan untuk kepentigan riset dan penerapan-penerapan pengetahuan yang praktis bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Seluruh syllabus bagi mata pelajaran HSIE ini disusun oleh Board of Studies NSW dan sistem akreditasi guru ditangani oleh NSW Institute of Teachers sejak 2004.
Peraturan perundang-undangan pendidikan menengah di NSW menyatakan setelah siswa menyelesaikan kelas 10 atau menginjak using enam belas tahun mereka diperbolehkan meninggalkan bangku sekolah, peraturan ini tidak diatur di Indonesia karena tidak ada undangundangnya atau siswa hanya selesai pada tingkatan SMP saja. Mata pelajaran elektif juga diperkenalkan mulai dari kelas 7 sampai kelas 12 seperti layaknya di perguruan tinggi.
Yang cukup spesial dari sistem pendidikan di Australia adalah penerapan inklusifme kelas di Australia yaitu adanya adaptasi pembelajaran bagi seluruh siswa baik itu penyandang cacat atau siswa biasa. Integrasi antara-anak-anak disfable dengan anak biasa merupakan pengakuan harkat dan martabat anak-anak yang termarjinalkan. hak-hak siswa dilindungi dijunjung tinggi demi kesejahteraan dan masa depan mereka.---)*(---

 Disusun di Sydney, Desember 2010 untuk disampaikan di depan “Seminar Nasional” Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Kamis, 30 Desember 2010.
 Yusdi Maksum, Alumni Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta, lulusan pasca sarjana The University
of Newcastle, Australia. Saat ini masih belajar di University of Charles Sturt, Australia. Pengamat Pendidikan dan tenaga pendidik di New South Wales, Australia. Penulis bisa dihubungi melalui e-mail: yusdi.maksum@yahoo.com.au.
1 http://www.legislation.nsw.gov.au/sessionalview/sessional/sr/2009-582.pdf [Retrieved 17th February 2010]
2 Children and Young Persons (Care and Protection) Act 1998 (NSW) dan Prue Holzer & Alister Lamont, (2009)
First edition, Australian child protection legislation, Melbourne (VIC): Australian Institute of Family Studies.
3 Undang-Undang Anti Diskriminasi diperkenalkan sejak 1997 disebut Anti-Discrimination Act 1977 (NSW) (ADA).
Tidak lama kemudian Anti Discrimination Board didirikan. Lebih lengkapnya lihat
http://www.lawlink.nsw.gov.au/lawlink/adb/ll_adb.nsf/pages/adb_ada_history. [Retrived 3rd December 2010]
4 BOS NSW dibawahi oleh Department of Education and Training NSW. Lebih lengkapnya lihat
http://www.boardofstudies.nsw.edu.au/ [Retrived 3rd December 2010]
5 Sekolah-sekolah yang berdasarkan Anthroposophy atau filsafat kemanusiaan adalah sekolah yang didasaro atas
filsafat seorang tokoh yang mengajarkan kemanusiaan, seperti di Bali dapat ditemukan Mahatma Gandhi International School. Sementara di Australia sekolah-sekolah Anthroposophy yang terkenal adalah Steiner’s School, sekolah yang mengajarkan ajaran Rudolf Steiner (1861 -1925), seorang filsuf dari Austria yang kemudian menetap di Jerman atau Montessori School.
6 Lihat selengkapnya di Syllabus dan Kurikulum K-6 Resources yang diterbitkan oleh Badan Study NSW,
http://k6.boardofstudies.nsw.edu.au/ [retrieved 17th February 2010]
7 Untuk lebih lengkapnya setiap KLA syllabus dapat dilihat dan didownload pada
http://k6.boardofstudies.nsw.edu.au/go/nsw-primary-curriculum-foundation-statements [retrieved 17th February 2010].
8 Pemerintah Commonwealth Australia baru-baru ini (29 Januari 2010) menerbitkan sebuah website yang diberi nama
www.Myschool.edu.au. Tujuannya untuk memonitor kemajuan serta kemunduran sekolah-sekolah dari tingkat SD sampai SMU di seluruh Australia.
9 The Honourable Julia Gillar saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri Australia setelah menggantikan Perdana
Menteri Kevin Rudd sebagai pemimpin ALP di pertengahan April 2010.
10 Menteri Pendidikan Pusat bersama dengan menteri-menteri pendidikan dari negara-negara bagian bertemu untuk
mencanangkan penerapan kurilum nasional pada tahun 2013.
http://www.abc.net.au/news/stories/2010/12/08/3088125.htm [Retrieved 8th December 2010].
11 Hal ini terlihat sejak 1964 sampai sekarang (2010) kurikulum yang berlaku di NSW hanya berganti tiga kali.
Berbeda dengan di Indonesia, dimana kurikulum diubah setiap lima tahun sekali kali, setiap kabinet baru dibentuk.
12 Asian Study adalah salah satu materi pembelajaran yang menganalisa budaya, ekonomi, sejarah dan politik Negara-
negara di Asia karena Australia menyadari pentingnya mengenal Negara-negara Asia yang secara geografis mengelilinginya.
13 Rekonsiliasi antara penduduk asli dengan pemerintah dan orang-orang non aborigin adalah proses
berkesinambungan. Kebijakan Kerajaan Inggris dan Pemerintah Inggeris pada awal kolonialisasi telah menghapus budaya dan tali keluarga serta merampas hak-hak orang-orang aborigin. Terlebih pada waktu Pemerintah Commonwealth of Australia menetapkan “Austalia for Australian” dan “White Australian Policy” membuktikan pemerintah tidak mengakui hak-hak warga negaranya sendiri. Selama bertahun-tahun pemerintah dituntut untuk mengakui kesalahan atas penetapan policy itu, tetapi tetap menolah. Pada akhirnya tanggal 13 February 2008, Perdana Menteri Kevin Rudd membacakan permohonan maaf the stolen generations di seluruh penjuru Australia.
14 Board of Studies NSW (2001), HSIE Year 7 - 10 Syllabus, Sydney: Board of Studies NSW, p.7
15 Ibid.
16 Australian Biro Statistic, (2001) in Board of Studies NSW, (2004) Aboriginal Studies Year 7 - 10 Syllabus, Sydney:
Board of Studies. p.10.
17 Dalam membicarakan dan membahas materi tentang suku aborigin, seorang guru dituntut mengetahui dan sadar
akan cultural diversity and awareness. Budaya, religi dan artefak suku aborigin merupakan hal-hal yang sacral dalam kepercayaan mereka. Menyebutkan nama-nama orang aborigin yang sudah meninggal dunia, menampakkan wajahnya ataupun mendengarkan suara orang yang telah meninggal merupakan larangan bagi orang aborigin.
18 Board of Studies of NSW, (2001) Geography Year 7 -10 Syllabus, Sydney: Board of Studies NSW. p.6
19 Board of Studies of NSW, (2004) Human Society and Its Environments Year 7 -10 Syllabus, Sydney: Board of
Studies NSW p.8
20 Yusdi Maksum, (2009) “Pentingnya Rancangan Materi Pelajaran” Practicum One Notes, Newcastle: unpublished
work. Hlm. 1.
21 NSW Institute of Teachers, (2004) Professional Teaching Standards, Sydney: NSW Institute of Teachers. pp. 3- 11
Daftar Pustaka
Australian Biro Statistic, (2001) Australian Census 2001, in Board of Studies NSW, (2004)
Aboriginal Study Year 7-10. Sydney: Board of Studies NSW
Board of Studies NSW (2004), Aboriginal Studies Year 7 - 10 Syllabus, Sydney: Board of Studies
NSW
----------, (2003), Commerce Year 7 - 10 Syllabus, Sydney: Board of Studies NSW ----------, (2001) HSIE K- 6 Syllabus. Sydney: Board of Studies NSW.
----------, (2004) Geography Year 7-10 Syllabus. Sydney: Board of Studies NSW
NSW Institute of Teachers, (2004) Professional Teaching Standards, Sydney: NSW Institute of
Teachers.
Parliament of New South Wales, (2001) Children and Young Persons (Care and Protection) Act
1998 (NSW) Sydney: NSW Parliament House
----------, (2009) Education Amendment (School Leaving Age) Regulation 2009 (NSW) Sydney:
NSW Parliament House
Holzer, P. and Lamont, A., (2009) Australian child protection legislation, (First Edition),
Melbourne (VIC): Australian Institute of Family Studies.



Online Resources

Anti-Discrimination Act 1977 (NSW) (ADA).
http://www.lawlink.nsw.gov.au/lawlink/adb/ll_adb.nsf/pages/adb_ada_history. [Retrived 3rd December 2010]
http://k6.boardofstudies.nsw.edu.au/ [retrieved 17th February 2010]
http://k6.boardofstudies.nsw.edu.au/go/nsw-primary-curriculum-foundation-statements [Retrieved 17th February 2010].
http://www.abc.net.au/news/stories/2010/12/08/3088125.htm [Retrieved 8th December 2010]. http://www.boardofstudies.nsw.edu.au/ [Retrived 3rd December 2010]
http://www.legislation.nsw.gov.au/sessionalview/sessional/sr/2009-582.pdf [Retrieved 17th
February 2010]


The Importance of Art Lessons at Early Childhood and Primary Education

Introduction

Kids’ creativity is very spontaneous and they have a lot of potential in their future. Ken Robinson (2007), a creativity expert said we grow out off our creativity because we are educated. A child could loose their spontaneous and creativity when arts did not get emphasised in the classroom.The benefit of teaching art lessons to younger learner such as primary school students are art activates emotions and motivates children; it teaches them communication ways through visual symbols; it teaches thinking through senses; art develops their asthethic; and it stimulates their higher order thinking and enabling their problem solving ang creative thinking.
early childhood, Kurikulum PAUD
Gambar: edukidstore

Art activates emotions and motivates children
Goleman (1995) said that a view of human nature that ignores the power of emotions is sadly shortsighted intelligence and can come to nothing when the emotions hold sway (Cited from Cornett, 2003, p. 156). Emotion and motivation cause us to take action that can result in positive consequence. Art therapy session is proven to give client relaxation and a joyous high. These stimulations will teach the children to be creative because it can be taught and trained as long as the curricullum lays out the methods and outcomes of the art lessons for younger students. Robinson (cited in Gault, 2010) explained 'three myths of creativity', firstly only certain people can be a creative one and this is truly a myth. Everybody can be creative, especially kids. Pablo Picasso (n.y) said, "Every child is an artist, the problem is how to remain an artist once he grows up." Secondly creativity is only about a certain thing, yet it is another myth in teaching art for children. A student can be multi talented or multi gifts in lot of areas at the same time. For instance, Leonardo Da Vinci (1452-1519) was one of the multi talented and gifted scientist and artist during Renaisance period and he was also a genius mathematician and physician. Third is there is nothing ones can do in regard to the creativity, because people think we're born with it, once again it is another myth. Creativity through art can be taught to our children and it aims to develop their enjoyment of art lesson in the class to let them explore their creativity.

Art is a way of communicating through visual and spatial symbols
When we teach children visual literacy, we integrated in thinking about and expressing in images that beyond linguistic capabilities. Imagery and metaphor are used from early childhood to think and learn. Children are attuned to metaphoric thinking, so this taps into a strength and stimulates the use of schemata. Art uses symbols, colours and styles in it own ways. To understand the symbols and other attributes we need to master it. For instance, light and shadow, colour and form, texture and intensity, representation and expression, are the ways the art speaks to us (Beck, 1987, p.8). Art enriches children’s understanding of art techniques and expressions, therefore, the children have a new media to communicate to other people other than verbal and written language. They can create a communication tool through a visual art.

Art is a means of thinking through the sense
Art is hands on and tangible. We touch, play and manipulate colours, line and shape, when we make an art. It evolves kinesthetic, tactile sense. Painting can evoke the sound and smell, as the sense stimulated, we experience mental, physical and emotional response. This sensory is rich of symbols from a special language considered as new perspective and use prior knowledge to interpret, apply, analyse, synthesise and evaluate what we are creating or viewing.

Music also can affect the listener to move and dance, it also affect our feeling of joy and sadness. Young kids often can not associate themselves with their emotion and anger, especially at primary school ages, because they weren’t taught in art that elaborated their senses of oneness with their environment or other people. Through art lesson teachers can introduce and explore their senses and increase their sensitivity of emotions and feeling to their surrounding.

Art develops aesthetic sensitivity
Esthetic consists aromas, sounds, colours, tastes and texture which fills our environment daily. These sharpen the sense and an awareness or appreciation of pleasant experience. While children may not have language to express esthetic awareness, they often are on higher level of esthetic development. This sensitivity can grow into an ability to create art work. Key principle of art is beauty and art is the beauty created by human. Art is also interpreted different value other than beauty, such as harmony, balance, meaningfulness, originality, intensity, unity, purpose and expression (Beck, 1987). Those interpretations belong to esthetic value of art. Teaching children these values will increase their harmony in life, self esteem and have a meaningful life in future.

Art develops higher order thinking and creative problem solving capabilities
Creating an art requires a higher thinking and creativity. We often choose what we think whether it is a good or bad, we select beauty over the ugliness, and so it does in art. Creativity in art also evolves
analysing and communicating the ideas into the artwork. And many problems are resulted from a failure to implement the ideas into the artwork, as well as the breakdown of communication and inability to solve the problems. Art project for young children is class is an early step to teach the children those skills, which it ultimately equips the children with a higher thinking order and problem solving in life.

Conclusion
Art subjects are important for young learners such as the primary school students. Nonetheless, these lessons often been neglected and overlooked as non-essential subject in the third world country like Indonesia. One of many reasons is art can not offer a steady career for artists and art is not a major subject in any grades from primary to high schools. It has been outlined that the benefits of teaching art to the children is paramount. Arts motivate them emotionally and improve their communication skills. Arts also develop the children’s esthetic sense through a higher thinking order and problem solving skills. However, art don’t have a special position in our national curriculum. Finally, the impact of neglecting art subject in our primary school students is our future generations has a very poor art appreciation, poor creativity, a lower thinking orders and lack of problem solving skill which makes our nation future looks grime.

This article was sent to The Jakarta Post on early October 2010, but it never been published.

¶ Yusdi Maksum currently studies at Charles Sturt University, Australia. He has a postgraduate degree in Primary Education from The University of Newcastle Australia and graduated from Yogyakarta State University, Indonesia.


Senin, 27 Juni 2011

SENTRALISASI GURU INDONESIA PERLU KAH ???

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, kenapa mendapat sebutan begitu karena guru adalah kata yang sakral buat penjaga dan pengemban untuk mengembangkan moral dan etika. Guru bukan hanya transfer of knowledge, namun lebih dari itu sebagai  transfer of moral and etic, bagi  generasi yang akan datang.
Kejujuran  pada setiap orang harus ditekankan, semua elemen bangsa ini  harus mawas diri (bertanya kepada diri sendiri). Tidak cukup bangsa (masyarakat) ini  melimpahkan masalah kejujuran dan kebohongan hanya kepada Polisi, Hakim, Jaksa, Presiden (Gubernur, Bupati/Wali Kota, Camat, Lurah), Partai Politik dan kepada yang terhormat para guru. Semua ini terbentuk oleh masyarakat dinamika masyarakat melalui 1.Proses pemilu, 2.Proses pendidikan, 3.Proses interaksi masyarakat.
Dinamika pertama Proses pemilu. Dalam proses pemilu yang dijalankan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1955 sampai sekarang telah mengalami banyak perubahan dan berbagai sistem yang dianut/dipakai dalam penyelenggaran pemilu. Tentu hasil yang diperoleh dari proses ini diharapkan akan menghasilkan atau dapat menjaring orang-orang (kader-kader) bangsa yang bermutu dengan kualitas yang tinggi. Namun proses ini juga jauh dari angan, semua proses pemilu calon harus mengeluarkan uang yang besar. Dan calon yang mengeluarkan (banyak uangnya) justru yang jadi atau mendapatkan kemenangan.

Ada kampanye ambil uangnya, pilih yang baik (bebas pilih) namun itu tidak terbukti benar karena mesti calon yang banyak mengeluarkan modal dalam pemilu kebanyakan menang. Orang sudah lupa ketika pemilu usai, mereka tidak dapat menagih janji karena mereka memilih karena ada uangnya. Justru yang mereka terpilih itu dapat menagih janji karena mereka telah memberikan atau membeli suara mereka maka jangan proteslah. Setelah menjabat mereka akan berpikir cara mengembalikan modal dalam proses yang dinamakan PEMILU itu.
Semua proses pemilihan pemimpin atau pejabat kita melalui mekanisme yang beruang banyak. Semua bentuk kampanye dengan modal besar, sehingga ada nilai yang harus dikorbankan yang seharusnya untuk rakyat, dipakai untuk mengembalikan modal awal dulu. Dengan proses ini sebenar caranya tidak salah hanya masyarakat harus melakukan secara jujur pada diri sendiri mana yang benar-benar baik itu yang dipilih. Masyarakat diminta jujur oleh keadaan untuk sekarang ini.

Dinamika kedua proses pendidikan. Dalam proses pendidikan juga ada yang lucu juga, anak diminta mencontek oleh gurunya. a.Apakah sebenarnya ini adalah efek dari ketidakberdayaan oleh semua pihak karena sudah tersandra oleh yang namanya modal atau materi, yang terwujud dalam kekuasaan dan ketakutan. Guru takut karena ditekan atau diperintah oleh kepala dinas pendidikan, kepala dinas takut sama bupati/wali kota, bupati/walikota takut sama partai yang mengusung. Partai takut kalau tidak berhasil akan kalah dalam pemilu berikutnya, jadi kayak berurutan.
Kemudian dunia pendidikan menjadi ajang manipulasi dan kebohong karena hanya untuk kepentingan beberapa orang saja. Namun tindakan ini menghancurkan generasi penerus bangsa ini. b.Bentuk ketakutan orang tua juga dapat terwujud dalam pendidikan, memalsukan data kelahiran siswa (akta lahir) perubahan usia supaya bisa masuk SD segera, pemalsuan data kartu keluarga, supaya dapat masuk sekolah yang ada kota maka anak diikutan kartu keluarga yang ada di kota. Secara adminstrasi tidak salah karena ini siasat, namun sebenarnya apa yang dilakukan adalah bentuk dari penipuan atau ketidakjujuran.

Dinamika ketiga interaksi dalam masyarakat. Dalam masyarakat jika seseorang yang berhasil jadi anggota contoh polisi, pasti diberikan selamat dan disanjung. Walaupun masyarakat sudah tahu atau mengerti betul jika untuk menjadi polisi itu dia harus menjual beberapa petak tanah atau kekayaan lainnya. Namun masyarakat akan bergerak seperti dikomando ketika kesalahan kecil seperti pencuri sandal atau ayam. Padahal investasi atau modal yang dikeluarkan oleh mereka itu akan ditutup oleh mereka dalam masa jabatannya dan masih bertanggungjawab untuk menyediakan modal untuk kampanye masa berikutnya.

Kalau merenung siapa yang salah ketemunya juga masyarakat sendiri, kenapa berbuat begitu, hanya berpikir jangka pendek dapat uang dari para kader calon. Masyarakat dalam posisi memilih yang memberikan keuntungan jangka pendek, bukan berpikir masa yang akan datang. Pertanyaannya apakah itu juga berlaku bagi guru dan para pejabat kita?

Atas pertimbangan guru telah menjadi korban dinamika politik lokal, maka menteri pendidikan nasional Muhammad Nuh berencana masalah pendidikan beberapa sector pendidikan ke pusat.  Posisi guru adalah sangat rawan dalam dinamika politik daerah, untuk ditarik ke wilayah politik. Guru harus mengajar yang benar dan luhur kepada siswanya, tidak mengajak atau condong ke salah satu partai.

Sumber;// dari Kedaulatan Rakyat, Jumat, 24 juni 2011, halaman 10.


Twitter Delicious Digg Favorites More